Pamekasan (beritajatim.com)–Angka kasus Tubermulosis alias TBC di kabupaten
Pamekasan, relatif tinggi dengan total pasien terkonfirmasi positif sebanyak 91 orang,
terhitung sejak Januari hingga Agustus 2021.
Hal tersebut berdasar hasil District Coordination and Data Validation for Community Cadres
Coordinate by Puskesmas di Pamekasan, yang dilakukan Yayasan Bhanu Yasa Sejahtera
“Jumlah temuan baru (kasus TBC) pada edisi Juli-Agustus sebanyak 25 orang, sedangkan
edisi Januari-Juni sebanyak 66 orang. Jadi total angka kasus TBC di kabupaten Pamekasan
edisi Januari hingga Agustus 2021 sebanyak 91 orang,” kata Ketua Yabhysa Pamekasan, Sri
Wahyuni Fatmawati, Kamis (23/9/2021).
Namun tingginya angka pasien terkonfirmasi positif TBC di Pamekasan, juga diiringi dengan
tingkat kesembuhan penderita TBC. “Berdasar data yang kami himpun, jumlah penderita TBC
yang dinyatakan sembuh sebanyak 7 orang pada Juli 2021 dan sebanyak 16 orang untuk
Agustus. Jadi total pasien sembuh sebanyak 23 orang,” ungkapnya.
[berita-terkait number=”4″ tag=”dinkes-pamekasan”]
“Selain itu, kami juga melakukan tracing terhadap setiap orang yang melakukan kontak
langsung dengan pasien terkonfirmasi positif TBC. Bahkan jumlah kontak yang diperiksa ke
Puskesmas sebanyak 231 orang, meliputi sebanyak 143 orang pada Juli, serta sebanyak 88
orang pada Agustus 2021,” jelasnya.
Kondisi tersebut tidak lepas kerja keras para kader Yabhysa yang tersebar di 13 kecamatan
bebeda di Pamekasan, termasuk dukungan dan kerjasama dari instansi terkait, khususnya
penanggung jawab TBC yang ada di masing-masing Puskesmas di Pamekasan. “Tentunya ini
tidak lepas dari kerjasama yang baik antara kami dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Pamekasan,”
tegasnya.
“Menghadapi kondisi ini, para kader tidak hanya melakukan program pendampingan semata,
tetapi mereka juga memiliki peran memberikan edukasi kepada keluarga pasien terkonfirmasi
positif TBC, serta masyarakat secara umum,” pungkasnya.
Untuk diketahui, Yabhysa merupakan lembaga non profit yang didirikan oleh penggiat
tuberculosis dan dikendalikan oleh Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI, sebuah komunitas
yang berdampingan dengan PR Kementerian Kesehatan dan Program Nasional
Penanggulangan TBC yang dilaksanakan Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Menular Langsung (P2PML). [pin/kun